Bandung dan Jejak Rasa yang Tak Pernah Luntur
Bandung bukan hanya dikenal sebagai kota mode atau tempat healing favorit, tapi juga menyimpan warisan rasa yang luar biasa dari masa ke masa. Di tengah menjamurnya kuliner kekinian, ada deretan tempat makan yang masih berdiri tegak sejak zaman kolonial. Tahun 2025 ini, tempat-tempat tersebut tetap menjadi pilihan utama bagi wisatawan dan warga lokal yang ingin menikmati kuliner tempo dulu yang otentik.
Menelusuri kuliner legendaris Bandung di tahun 2025 adalah perjalanan menyusuri jejak waktu, di mana aroma kopi jadul dan roti panggang klasik masih menjadi sajian utama yang dicari.
Table of Contents
Warung Kopi Purnama – Sejak 1930, Selalu Jadi Tempat Favorit Nongkrong Santai
Alamat: Jalan Alkateri No.22, Braga
Warung Kopi Purnama sudah berdiri sejak tahun 1930 dan masih jadi andalan hingga sekarang. Tempat ini punya daya tarik luar biasa karena menyuguhkan kombinasi antara interior jadul bergaya art deco dan sajian sarapan klasik yang menggugah selera.
Menu legendarisnya adalah roti srikaya buatan sendiri, telur setengah matang, dan kopi hitam racikan generasi keempat keluarga pendiri. Makan di sini nggak cuma soal perut kenyang, tapi juga tentang merasakan atmosfer Bandung zaman dulu yang kental dan hangat.
Braga Permai – Cita Rasa Eropa dari Abad Silam
Alamat: Jalan Braga No.58
Dulunya bernama Maison Bogerijen, Braga Permai adalah restoran peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1923. Tempat ini menyajikan masakan Eropa klasik seperti steak sirloin, Zuppa soup, dan berbagai jenis pastry ala Belanda.
Interior restorannya mempertahankan nuansa kolonial lengkap dengan furnitur kayu tua, lampu gantung klasik, dan lantai tegel khas zaman dulu. Bagi kamu yang ingin merasakan fine dining rasa jadul, Braga Permai adalah pilihan yang sempurna.
Toko Roti Sumber Hidangan – Kelezatan Roti Kolonial Sejak 1929
Alamat: Jalan Braga No.20–22
Kalau kamu pecinta roti lawas, Toko Roti Sumber Hidangan adalah surga tersembunyi. Berdiri sejak 1929, toko ini menjual aneka roti khas Belanda seperti roggebrood, krentenbrood, dan boterkoek. Resepnya masih sama seperti hampir seabad lalu.
Toko ini juga menjadi saksi sejarah perubahan kota Bandung, dari zaman Hindia Belanda hingga era digital sekarang. Dan tetap saja, roti di sini nggak pernah kehilangan penggemar.
Sate Maulana Yusuf – Sate Legendaris Sejak Zaman Kemerdekaan
Alamat: Jalan Maulana Yusuf No.21
Sate Maulana Yusuf sudah eksis sejak 1940-an dan jadi favorit banyak orang, termasuk tokoh nasional. Ciri khasnya adalah daging yang dibakar di atas arang kayu, bumbu kacang yang kental, dan lontong lembut yang pas banget jadi teman makan.
Meski sekarang banyak varian sate modern, tempat ini tetap bertahan dengan resep lamanya yang dijaga ketat. Di tahun 2025 ini, antrean di sini tetap ramai, apalagi di akhir pekan.
Es Cendol Elizabeth – Manisnya Nostalgia Sejak 1972
Alamat: Depan Toko Elizabeth Dago
Meskipun baru berumur 50-an tahun dibanding tempat lain di daftar ini, Es Cendol Elizabeth layak disebut sebagai kuliner legendaris Bandung. Es cendol yang dijual dari gerobak kaki lima ini punya rasa santan dan gula merah yang pas banget—nggak kemanisan, nggak terlalu encer.
Cendolnya kenyal dan dibuat sendiri tiap hari. Walau terlihat sederhana, cita rasanya luar biasa dan tetap konsisten dari tahun ke tahun.
Daya Tarik Kuliner Tempo Dulu di Era Modern
Mungkin kamu bertanya, kenapa sih masih banyak orang cari kuliner jadul di zaman serba digital kayak sekarang?
Jawabannya sederhana: otentisitas.
Kuliner tempo dulu menawarkan rasa yang nggak dimanipulasi oleh tren, bahan pengawet, atau gimmick visual. Di balik setiap gigitan, ada sejarah, proses panjang, dan cinta dari generasi ke generasi.
Apalagi di tengah gempuran makanan cepat saji dan viral food yang kadang hanya sekadar gimmick, kehadiran tempat makan legendaris justru jadi pelipur rindu rasa asli yang jujur dan bersahaja.
Tips Berburu Kuliner Legendaris Bandung 2025
Kalau kamu pengen eksplorasi kuliner-kuliner klasik ini, simak beberapa tips berikut biar pengalamanmu makin maksimal:
- Datang Lebih Awal: Beberapa tempat tutup lebih cepat karena stok terbatas.
- Bawa Uang Tunai: Beberapa warung jadul belum menerima pembayaran digital.
- Ajak Orang Tua: Mereka pasti punya cerita sendiri soal tempat-tempat ini.
- Foto dengan Sopan: Jangan lupa izin kalau mau ambil gambar di dalam toko/warung.
- Hargai Proses: Jangan komplain kalau pelayanannya agak lama, karena semua masih serba manual!
Kuliner Legendaris vs Kuliner Modern: Mana yang Lebih Dicari di 2025?
Meskipun kuliner modern semakin mendominasi feed media sosial, tempat makan jadul justru tetap ramai dikunjungi. Ini jadi bukti bahwa rasa tak pernah bohong.

Kuliner legendaris Bandung 2025 membuktikan bahwa sejarah dan kualitas tetap punya tempat di hati masyarakat. Bahkan, banyak food blogger sekarang yang justru lebih suka mengangkat tema nostalgia karena dianggap lebih meaningful.
Kesimpulan: Bandung, Kota Rasa yang Abadi
Bandung memang berubah dari waktu ke waktu, tapi soal makanan, beberapa hal lebih baik dibiarkan tetap sama. Rasa klasik, tempat penuh cerita, dan pelayanan dari hati—itulah yang membuat kuliner tempo dulu di Bandung tetap dicintai hingga 2025.
Kalau kamu lagi ada di Bandung, jangan cuma cari yang viral. Luangkan waktu untuk menyusuri jejak kuliner otentik yang sudah terbukti melampaui zaman. Karena di setiap suapan, ada kisah yang lebih dalam dari sekadar rasa.
Kasus Joe Valachi: Pengungkapan Rahasia Mafia Italia-Amerika di AS